Pelangi sehabis hujan

Sore itu, di Balikpapan.
"Yaaaaaahh, kok hujan sih?", keluhnya dengan wajah penuh duka nestapa.

Perjalanan yang sudah memakan waktu hampir 3 jam, ideally cuma butuh waktu 1.5 jam, menuju timur pulau Borneo itu (kupikir) gagal. Angan-angan melihat pemandangan alam dari atas pohon seolah sirna begitu saja. Dan kesalku memuncak kala jalan menuju kesana rusak akibat hujan yang cukup deras.

Continue reading “Pelangi sehabis hujan”

Kelok 9, pemicu detak jantung.

Apa iya ada 9 kali kelokan?

Ah, sudahlah… saya lupa menghitung ada berapa kali kelokan. Lupa karena terhipnotis dengan pesona alam Sumatera Barat ini. Lupa juga karena sepanjang jalan jantung saya berdegup kencang, tak lupa sesekali berteriak histeris saat driver membanting setir di setiap kelokan. Bagaimana tidak? melewati tebing-tebing tinggi yang belum pernah saya lewati, terang saja saya agak norak. Continue reading “Kelok 9, pemicu detak jantung.”

Menginjak Tana Toraja

Da’musule massambeko’ ke sumalong-malongko kayu sangbengnga’ kukurean sumanga’

Salah satu syair pantun tradisional khas Tana Toraja, atau dikenal sebagai Londe. Kurang lebih begini artinya “Terus berusaha dan jangan menunda-nunda waktu jika ingin masa depanmu cemerlang” (kira-kira begitu informasi yang saya sadur dari sumber terpercaya). Pantun-pantun ini biasanya dijadikan sebagai nasihat dari orang tua kepada anak-anaknya.

Saya membayangkan bahwa orang-orang yang menciptakan syair pantun pada tahun, ehmmm… entah puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu, memiliki pemikiran yang  strategis. Menaruh konsep etos kerja menjadi tatanan budaya, bukankah hal ini patut diteladani?

Continue reading “Menginjak Tana Toraja”

Pavo muticus

IMG_5211

Siapa yang nggak kenal binatang secantik ini? Keelokan bulu-bulunya bisa dibilang juara seantero species burung.

Yang satu ini adalah Merak hijau, atau dalam tata nama binomial adalah Pavo muticus. Salah satu dari tiga species lainnya. Meski populasinya kini mulai berkurang, bahkan di India, Malaysia, dan Bangladesh sudah punah, kita patut bersyukur burung jenis ini masih ada di Indonesia.

Continue reading “Pavo muticus”

Senja di Senjo(yo)

Sendang /sen-dang/, sebuah kolam di daerah pegunungan dan sebagian airnya berasal dari mata air yang didalamnya.

Itulah sedikit gambaran, seperti apa Senjoyo itu. Konon katanya, dulu tempat ini sering dipakai untuk bertapa oleh Pangeran Senjoyo, seorang pendekar pada zaman kerajaan Majapahit. Mungkin karena nama beliau inilah, daerah ini diberi nama Senjoyo. Sendang ini terletak di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Setidaknya ada 9 titik mata air disana dan dikelilingi banyak pepohonan tua dan besar. Seiring berjalannya waktu, area disekitar sendang ini dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan bagi anak-anak sekolah di sekitar Salatiga. Kebayang kan suasana disana seperti apa? Adem dong, tapi kalo malem emang rada spooky. Continue reading “Senja di Senjo(yo)”

Kerja tapi jalan-jalan

Hello word ♥ (again)

Akhirnya saya nulis lagi, HAH! kagok bukan main.
Ketik-hapus-ketik-hapus. Cuma itu yang mampu dilakukan oleh jemari yang tak sinkron dengan otak ini, emmm… hampir sejam. BOOM. Agak sedih sih sebenernya, I feel terrible :(. But well, I’ll try again.

Untuk merayakan kembalinya saya di dunia per-blog-an ini, saya putuskan buat cerita pengalaman saya bulan lalu jalan-jalan ke Sulawesi Selatan. Kenapa? Soalnya udah lama nggak nulis, jadi saya pikir lebih baik memulai dengan what i love the most, which is traveling! So, here the story! 🙂 Continue reading “Kerja tapi jalan-jalan”

Balada kebobrokan fondasi

Percaya kan ya kalo kita ini diciptakan oleh Yang Maha Kuasa secara unik dan untuk sebuah tujuan yang pasti. Dan yakin-seyakin-yakinnya kita diciptakan bukan dengan cara yang biasa-biasa aja. Yang bikin nangis adalah, ketika sadar dua fakta sebelumnya itu, trus ternyata aku menghidupi hasil karya-Nya dengan ala kadarnya. Kalo istilah sekarang itu populer dengan kata-kata ‘hidup itu nge-flow aja’, ‘let it flow’, whatever. Tapi harusnya kan dipastikan dulu biar nge-flow-nya itu di air yang jernih dan mengalir ke arah yang bener, jangan nge-flow di lumpur, yang ada kita kesedot trus mati. So pathetic! Continue reading “Balada kebobrokan fondasi”

Sang penikmat senja

Dulu banget, ada yang nasehatin aku ketika aku mulai ngeluh pas perjalanan pulang dari Jogja ke Salatiga. Aku benci menunggu. Nah, seseorang bilang, coba kamu nikmati perjalanan, lihat sekelilingmu. Pasti ada kok alasan untuk bersyukur, salah satunya dengan mengagumi ciptaan-Nya. Kalo dipikir-pikir, bener juga ya, daripada energimu abis buat ngeluh, mending buat hal-hal yang lebih bermanfaat.

Kemarin, di jalan yang sama seperti beberapa tahun yang lalu, dalam perjalananku pulang ke Salatiga, aku bertemu dengan senja. Dan aku disuguhi keindahan yang luar biasa. Terimakasih telah membuatku menjadi penikmat dan pengagum senja 🙂

20140506-062946 PM.jpg

Kalau Tuhan bisa buat langit seindah ini, apa lagi yang kamu ragukan dalam hidupmu? Barang tentu dibuat-Nya jauuuuhhh lebih indah. Karena kamu berharga di mata-Nya.